Jam berapa sekarang?

Visitors

free counters
Membacaitubagus. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Chatting Here...

Membaca Itu Bagus

Kamis, 27 Mei 2010

10 Prestasi dan Kebanggaan Indonesia

by M_Yazid  |  in Top Ten at  5/27/2010 01:20:00 AM

 Ini adalah 10 Prestasi Indonesia (sebenarnya dari sumbernya ada 46 sih... hehehe) selebihnya insya Allah akan menyusul.....

1. Indonesia Menang di Kompetisi Software Dunia


bigbang285
Jakarta – Tim Big Bang dari Institut Teknologi Bandung mengharumkan nama Indonesia di Kairo, Mesir. Kemenangan diraih tim yang membawa aplikasi bernama MOSES itu.
Seperti dikemukakan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (10/7/2009), Tim Big Bang sukses meraih kemenangan dalam kategori Mobile Device Award dalam Imagine Cup 2009.

Di posisi selanjutnya, dalam kategori yang sama, terdapat tim dari Brasil dan Kroasia. Imagine Cup merupakan kompetisi piranti lunak tingkat dunia yang diselenggarakan oleh Microsoft.
Tim Big Bang terdiri dari David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas Putranto dan Samuel Simon. Mereka menang dengan proyek bertajuk MOSES (Malaria Observation System and Endemic Surveillance).

2. Kalahkan Jendral Spanyol, Indonesia Juara Umum Menembak Antar Komandan

(Adshit Al Qusayr, 2/3) Membuka lembaran sejarah perjuangan bangsa, tercatat nama Jenderal Kohler seorang perwira tinggi Belanda yang dikalahkan pejuang Indonesia di Aceh yang bahkan mengakibatkan tewasnya jenderal tersebut dalam suatu pertempuran di depan masjid raya Baiturrahman pada tahun 1873.
Kini setelah 135 tahun berlalu, sejarah terulang lagi. Tentunya dengan pelaku, peristiwa dan kisah yang berbeda. Dalam “pertarungan” sengit di lapangan tembak Ebel Es Saqi, Marjayoun, Lebanon Selatan pada Sabtu sore (1/3) Indonesia kembali berhasil mengalahkan seorang Jenderal yang kali ini berasal dari Spanyol sekaligus mengalahkan para Komandan Kontingen PBB dalam pertandingan menembak antar Komandan Kontingen PBB yang bertugas di bawah Komando Sektor Timur UNIFIL.

Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez dari Spanyol “terpaksa” harus mengakui keunggulan Letnan Kolonel Inf A M Putranto, S.Sos Komandan Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B setelah diadu dalam 2 match menembak berturut-turut. Match pertama merupakan pertandingan menembak pistol kaliber 9 mm dengan jarak 25 meter. Match selanjutnya, menembak senapan kaliber 5,56 mm dengan jarak 100 meter. Selain Komandan Sektor, petembak yang mengikuti pertandingan ialah para Komandan dan Wakil Komandan Kontingen dari 5 negara yang berbeda yaitu : Malaysia, Spanyol, India, Nepal dan Indonesia sendiri. Mereka masing-masing dijadikan 1 tim sesuai dengan asal negaranya. Pada pertandingan tersebut, para petembak hanya diadu dalam 1 sikap menembak yaitu sikap berdiri dan diberikan 20 butir peluru yang harus ditembakkan ke sasaran tanpa dibatasi waktu. Pada pelaksanaannya, setiap match dibagi menjadi 2 sesi yang diatur sedemikian rupa sehingga berselang-seling antara Komandan dan Wakil Komandan Kontingen dimana setiap sesi menghabiskan 10 butir peluru.

Pada akhir pertandingan juri mengumumkan hasil skor yang diraih oleh tim petembak dalam nomor pistol dan senapan. Kali ini petembak dari negara serumpun Malaysia sama sekali tidak berkutik menghadapi keunggulan Kontingen Indonesia. Mereka nyaris berada di peringkat terakhir, yaitu peringkat ke-5 dari 6 tim peserta. Hasil selengkapnya ialah sebagai berikut : Peringkat ke-1 ditempati oleh tim Indonesia (Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dan Letkol Mar Ipung Purwadi), kemudian tim Spanyol/ Markas Komando (Brigjen Sanjuan Martinez dan Kolonel Cantala Piedra) di peringkat ke-2, selanjutnya disusul tim India (Kolonel Gurpirpal Singh dan Letkol Sundhanwa Atre) di peringkat ke-3. Di peringkat ke-4, ditempati kembali oleh tim Kontingen Spanyol (Letkol Sanchez Tapia dan Mayor Leirma). Kemudian tim Malaysia (Kolonel Salim Ahmad dan Letkol Abdul Halim) berada di peringkat ke-5 dan peringkat terakhir ditempati oleh Nepal (Letkol Sanjog Samser dan Mayor S.Khumar Shah).
Mengakui kehebatan tim Petembak Indonesia, Brigjen Sanjuan berulang kali memuji Dansatgas Konga XXIII B di depan para Komandan Kontingen yang hadir dalam pertandingan tersebut, ”You’re the best, Colonel Putranto. Really, you’re perfect. For sure, your soldiers also the best shooters!” demikian pujian yang dituturkan oleh jenderal bintang satu yang akan mengakhiri tugasnya pada akhir bulan ini. Bahkan karena penasaran dengan senjata SS-1 buatan Pindad yang digunakan oleh Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dan Letkol Mar Ipung Purwadi, Brigjen Sanjuan kemudian memerintahkan agar dilaksanakan 1 match tambahan dimana masing-masing petembak saling bertukar senapan. Sanjuan sendiri memilih menggunakan SS-1 yang merupakan kebanggaan tentara Indonesia itu. Ternyata hasil tembakannya cukup lumayan dimana dari 5 butir yang ditembakkan, 3 butir diantaranya masuk tepat d itengah-tengah sasaran. Melihat hasil tersebut, giliran Dansatgas yang memuji, ”General, I’m proud of you. You’re also the real shooter. Even you use my riffle, SS-1, you got outstanding shoots, excellent!”. Pujian tersebut langsung disambut dengan senyuman dan pelukan hangat dari Brigjen Sanjuan. Sebuah momen yang langka dan bersejarah, tentunya.
Pada acara penyerahan hadiah yang berlangsung di Markas Komando Sektor Timur ”Miguel De Carvantes” Marjayoun – Lebanon Selatan, Kontingen Indonesia meraih beberapa penghargaan sekaligus yaitu sebagai berikut : Peringkat I Menembak Senapan dan Peringkat II Menembak Pistol diraih oleh Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos. Bahkan khusus untuk Dansatgas, karena perolehan nilainya yang jauh di atas peserta lainnya diberikan trophy spesial ”The Best Marksman at Riffle”. Selanjutnya, Peringkat III Menembak Senapan dan Peringkat IV Menembak Pistol diraih oleh Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi. Puncaknya, dari akumulasi beberapa penghargaan tersebut Kontingen Indonesia berhak menerima gelar dan hadiah sebagai Juara Umum Menembak yang diserahkan langsung oleh Dansektor Timur Brigjen Sanjuan Martinez di-iringi applaus meriah dari hadirin yang menyaksikan acara tersebut.
Pertandingan menembak ini merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Komando Sektor Timur UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dalam rangka mempererat persahabatan dan kerja sama antar Kontingen di jajaran Sektor Timur, sekaligus juga bertujuan untuk menjaga kemampuan menembak sebagai prajurit profesional sesuai standar Pasukan Perdamaian PBB.Kegiatan yang termasuk tugas tambahan ini tidak sedikit pun mengurangi tugas pokok kontingen UNIFIL, termasuk Kontingen Garuda XXIII-B yaitu untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 melalui pelaksanaan patroli, baik berjalan kaki maupun berkendaraan serta melakukan observasi secara terus menerus di Area Operasi sepanjang Blue Line yang memisahkan antara wilayah Lebanon dan Israel.



3. Tim Robot Indonesia Juara di San Francisco

San Fransisco – Tim Robot Indonesia dari Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung berhasil meraih juara I dan memperoleh medali emas dalam ‘International Robo Games’ yang diselenggarakan di San Francisco, AS. Kompetisi Robot Internasional yang berlangsung selama 3 hari (12-14 Juni 2009) itu diperkirakan dihadiri sekitar 3.000 orang.
robot-dalam

Demikian disampaikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (15/6/2009). Kemenangan Indonesia diperoleh melalui penampilan Robot DU-114 yang meraih waktu tercepat dalam mencari sumber api dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis (api diperagakan dengan menggunakan lilin).
Sedangkan Robot NEXT-116 karya mahasiswa UNIKOM lainnya, Stevanus Akbar, belum memperoleh medali. Meski demikian, Robot NEXT-116 ini merupakan satu-satunya robot yang menggunakan 8 kaki sebagai alat gerak (walking robot) yang ikut bertanding dalam kategori Open Fire Fighting Autonomous Robot tersebut.
Sedangkan robot-robot lainnya menggunakan roda/rantai sebagai alat gerak sehingga NEXT-116 disebut juri sebagai karya robot yang spektakuler untuk kategori tersebut.
Saat menerima medali emas Robo Games dari panitia penyelenggara di panggung kehormatan, Tim Robot Indonesia melambaikan bendera merah putih yang disambut dengan tepuk tangan meriah para penonton yang umumnya adalah warga AS. Kemenangan Tim Robot Indonesia tersebut juga diliput secara langsung oleh kru TV Voice of America (VOA) yang secara khusus datang dari Washington D.C.
Kemenangan ini patut dibanggakan mengingat Tim Robot Indonesia baru pertama kalinya bertanding di luar negeri. Tim dari Indonesia berhasil mengalahkan tim dari negara-negara maju, termasuk dari AS sendiri. Tim ini sebelumnya telah menjuarai Kompetisi Robot Cerdas Indonesia (KRCI) tingkat regional (Jawa-Barat, DKI Jakarta, dan Banten) dan tingkat nasional di Indonesia selama tahun 2007-2008.
Nama robot DU-114 diambil dari singkatan alamat kampus UNIKOM di Bandung (Jl Dipati Ukur No. 114, Bandung). Robot tersebut adalah hasil karya mahasiswa UNIKOM Rudi Hartono di bawah bimbingan Ketua Divisi Robotika UNIKOM Yusrila Yeka Kerlooza.
Tim Robot Indonesia yang terdiri dari Dr Aelina Surya (Purek III sebagai Ketua Tim), Dr Hj Ria Ratna Ariawati (Purek I), Yusrila Y Kerlooza (Ketua Divisi Robotika), Rudi Hartono (mahasiswa), dan Stevanus Akbar Alexander (mahasiswa) merencanakan kembali ke Indonesia pada hari Selasa, 16 Juni 2009, dan diharapkan tiba di Jakarta pada hari Kamis, 18 Juni 2009.

4. Para Penemu Yang Berasal Dari Indonesia !!!

Indonesia sudah diakui dunia sebagai bangsa yang brillian, lihat saja Olimpide Internasional yang selalu disabet Indonesia. Lihat pula bagaimana tahun 1970-80′an, Indonesia membangun Pendidikan Malaysia, dan mengajarkan cara bertani bangsa Vietnam, bahkan penemuan yang dihasilkan orang Indonesia terhitung luar biasa.
Mau tau???

Berikut keterangannya, baru didatar 43 penemuan….
Para Penemu Yang Berasal Dari Indonesia

Ternyata menjadi bangsa Indonesia di dunia ini cukup membanggakan, karena memiliki putra-putra besar dalam segi ilmu pengetahuan yang tidak kalah dengan mancanegara, berikut daftarnya: 1. Abdul Jamil Ridho & Niti Soedigdo – Penemu Varietas Unggul Singkong Raksasa
2. Adi Rahman Adiwoso – Penemu Teknologi Baru dalam Telepon Bergerak Berbasis Satelit
3. Alexander Kawilarang – Penemu Kapal Ikan Bersirip
4. Andrias Wiji Setio Pamuji – Penemu Reaktor Biogas
5. Arief Mulyana Djumra – Penemu Pemacu Produktifitas dan Kualitas Udang dan Ikan
6. Aryadi Suwono & Tim Peneliti ITB – Penemu Bahan Pendingin Baru yang Lebih Hemat Energi
7. Ayub S. Parnata – Penemu Bakteri Kompos Organik
8. Bacharuddin Jusuf Habibie – Penemu Teori, Faktor dan Metode Habibie (Teknologi Pesawat Terbang)
9. Budi Noviantoro – Penemu Klip Penambat Bantalan Kereta Api dengan Dua Gigi
10. Dani Hilman Natawijaya – Penemu Indikator Alam (Terumbu Karang) terhadap Siklus Gempa
11. Djuanda Suraatmadja – Penemu Beton Polimer yang Ramah Lingkungan
12. Eddyman, Intan Elfarini & Kanaka Sundhoro – Penemu Obat Antinyamuk Alami dan Murah
13. Evvy Kartini – Penemu Penghantar Listrik Berbahan Gelas
14. Fuad Affandi – Penemu Pupuk Alami dari Air Liur
15. Herman Johannes – Penemu Tungku Berbahan Bakar Briket Arang Kayu dan Dedaunan
16. I Gede Ngurah Wididana – Penemu Formula Minyak Oles Bokhasi
17. I Made Budi – Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan
18. Lalu Selamat Martadinata – Penemu Alat Pemanggil Ikan
19. M. Djoko Srihono – Penemu Penjernih Air Limbah
20. Maruni Wiwin Diarti – Penemu Senyawa Antimikroba dari Rumput Laut
21. Minto – Penemu Kompor dan Pengering Hasil Tani dengan Tenaga Matahari
22. Mumu Sutisna – Penemu Hormon Penyubur Anakan Padi
23. Mulyoto Pangestu – Penemu Teknik Ekonomis Pembekuan Sperma
24. Neny Nurainy – Penemu Varian Virus Hepatitis B Indonesia
25. Puji Slamet Arif – Penemu Motor Listrik Hemat Energi
26. Rahmiana Zein – Penemu Teknik Pemisahan Cairan dalam Kecepatan Tinggi
27. Randall Hartolaksono – Penemu Formula Kimia Pemadam Api Ramah Lingkungan
28. Rizal & Juffri Sahroni – Penemu Penghemat Bahan Bakar Diesel
29. Robert Manurung – Penemu Minyak Jarak Murni
30. Saverinus Nurak – Penemu Mesin Pompa Tangan Berkekuatan Tinggi
31. Sutjipto & Ryantori – Penemu Konstruksi Fondasi Sarang Laba-laba
32. Sutrisno – Penemu Alat Perangkap Lalat Buah
33. Sedijatmo – Penemu Konstruksi Fondasi Cakar Ayam
34. Septinus George Saa – Penemu Rumus Penghitung antara Dua Titik Rangkaian Resistor
35. Sofin Hadi – Penemu Metode Cincin untuk Sunat Tanpa Luka
36. Sri Wuryani, Mustadjab, Euis M. Nirmala, Siwi Hardiastuti – Penemu Pengawet Aroma dalam Hampa
37. Tjokorda Raka Sukawati – Penemu Landasan Putar Bebas Hambatan Sosrobahu
38. Warsimin Adiwarsito – Penemu Marmer Buatan
39. Widowati Siswomihardjo – Penemu Bahan Baru untuk Gigi Palsu yang Lebih Aman dan Murah
40. Windu Hernowo – Penemu Penghemat Bahan Bakar Mesin
41. Yanto Lunardi Iskandar – Anggota Tim Penemu HIV & Metode Peningkatan Hematopoiesis
42. Yudi Utomo Imardjoko – Penemu Kontainer Limbah Nuklir
43. Zahlul Badaruddin – Penemu Zahlul Integrated Unit (Desain Sistem Efisien untuk Produksi Obat/Kimia)
(Ada nyang mau nambah??)
silahkan di comment 


5.Johny Setiawan, Ph.D - PENEMU PLANET PERTAMA DAN BINTANG MUDA


Johny Setiawan membuat mata dunia tercengang dengan penemuan planet pertama yang mengelilingi bintang baru TW Hydrae.
PENEMUAN itu sangat spektakuler karena dari 270 planet di luar tata surya yang telah ditemukan astronom dalam 12 tahun terakhir, tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.
Johny yang memimpin tim peneliti di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Heidelberg, Jerman itu menemukan planet pertama yang disebut TW Hydrae b dan bintang baru TW Hydrae dengan menggunakan teleskop spektrograf F EROS sepanjang 2,2 meter di La Silla Observatory, Chile.

Dengan penemuan tim yang dipimpin Johny tersebut, peneliti dapat membuat kesimpulan penting tentang waktu pembentukan planet.Sejumlah pertanyaan pelik yang selama ini dihadapi peneliti, seperti bagaimana dan di mana sistem planet terbentuk?
Bagaimana arsitektur planet? Seberapa lama proses pembentukannya? Bagaimana posisi planet-planet seperti bumi di Galaksi Bima Sakti? Akan segera terjawab. Johny menyadari pentingnya penemuannya tersebut.
”Secara khusus saya bekerja di sejumlah proyek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry). Di sini saya menyeleksi dan mengamati karakteristik bintangbintang untuk program pencarian planet,”ungkapnya. Sejak 2003, Johny memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla.
”Ini merupakan penemuan paling luar biasa dan spektakuler dalam studi planet-planet di luar tata surya.
Untuk pertama kali, kita telah menemukan langsung bahwa planet-planet terbentuk dalam lingkaran cakram. Penemuan TW Hydrae b membuka jalan untuk mengaitkan evaluasi lingkaran cakram dengan proses pembentukan dan migrasi planet,” papar Thomas Henning, direktur Planet and Star Formation Department di MPIA.  (eforum3, Kaskus)
 

6. Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto - Peraih empat gelar doktor dan juga peraih 31 hak paten di Jepang

 
Prestasi membanggakan ditorehkan Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto. Pria kelahiran Surabaya ini berhasil menggondol gelar profesor dan empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Lebih hebatnya, puncak penghargaan akademis itu dicapainya pada usia 37 tahun.
Sepintas, penampilan fisiknya nyaris tak berbeda jika dibandingkan dengan kebanyakan orang Jepang. Kulitnya kuning. Rambut lurusnya, disisir rapi. Kemejanya yang diseterika licin dipadu jas menunjukkan dia menyukai formalitas. Tapi, begitu berbicara, akan terkesan bahwa Prof Soetanto -demikian dia dipanggil- bukan orang Jepang. Bicaranya ceplas-ceplos dengan logat suroboyoan-nya yang khas.

Penemu konsep pendidikan tinggi “Soetanto Effect” di Negeri Sakura itu beberapa hari ini berkunjung ke Indonesia. Soetanto mendampingi sejumlah koleganya, Dr Kotaro Hirasawa (dekan Graduate School Information Production & System Waseda University) dan Yukio Kato (general manager of Waseda University), menandatangani memorandum of understanding (MoU) antara Waseda University dan President University, Jababeka Education Park, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu lalu.
Waseda University adalah perguruan tinggi swasta terbesar di Jepang. Reputasinya setara dengan universitas negeri semisal Tokyo University, Kyoto University, atau Nagoya University. Mahasiswa yang berguru di Waseda University 51.499 orang. Di anatar jumlah itu, 1.234 orang berasal dari luar Jepang.
Waseda University telah menganugerahkan 81 gelar kehormatan bagi pemimpin negara, mulai mantan PM India Jawaharlal Nehru (1957) hingga mantan PM Singapura Lee Kuan Yew (2003). Dari Indonesia, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita juga pernah belajar di sini.
President University adalah institusi perguruan tinggi berbasis kurikulum bertaraf internasional yang berlokasi di tengah-tengah sekitar 1.040 perusahaan di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Selain putra berbaik dari Indonesia, para mahasiswa President University berasal dari China dan Vietnam.
Kehadiran Soetanto tak begitu menyita perhatian publik. Maklum, wakil dekan Waseda University tersebut hanya “sebentar” memberikan ceramah populernya di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas academica President University. Dia tak sempat berbagi keilmuan dengan sesama akademisi seperti UI, UGM, ITB, dan Unair. Sebuah kesempatan yang agak disesalkan bagi orang dengan kemampuan akademik sekaliber Soetanto.
Prestasi akademik Soetanto bisa dibilang di atas rata-rata. Misalnya, pada 1988-1993, dia tercatat sebagai direktur Clinical Education and Science Research Institute (CERSI) merangkap associate professor di Drexel University dan School Medicine at Thomas Jefferson University, Philadelphia, AS.
Dia juga pernah tercatat sebagai profesor di Biomedical Engineering, Program University of Yokohama (TUY). Selain itu, pria kelahiran 1951 tersebut saat ini masih terdaftar sebagai prosefor di almameternya, School of International Liberal Studies (SILS) Waseda University, serta profesor tamu di Venice International University, Italia.
Otak arek Suroboyo itu memang brilian. Dia berhasil menggabungkan empat disiplin ilmu berbeda. Hal tersebut terungkap dari empat gelar doktor yang diperolehnya. Yakni, bidang applied electronic engineering di Tokyo Institute of Technology, medical science dari Tohoku University, dan pharmacy science di Science University of Tokyo. Yang terakhir adalah doktor bidang ilmu pendidikan di almamater sekaligus tempatnya mengajar, Waseda University.
“Saya sungguh menikmati pekerjaan sebagai akademisi,” kata Soetanto di sela kesibukannya menyaksikan MoU Waseda University dan President University.
Di luar status kehormatan akademik tersebut, dia masuk birokrasi di Negeri Sakura. Pria yang pernah berkawan dengan mantan Presiden RI B.J. Habibie itu tercatat sebagai komite pengawas (supervisor committee) di METI (Ministry of Economy, Trade, and Industry atau semacam Menko Perekonomian di RI).
Selain itu, dia ikut membidani konsep masa depan Jepang dengan terlibat di Japanese Government 21st Century Vision. “Pada jabatan tersebut, saya berpartisipasi langsung menyusun GBHN (kebijakan makro)-nya Jepang,” ungkap Soetanto yang masih fasih berbahasa Indonesia dan Jawa itu. Buah pemikiran Soetanto terkenal lewat konsep pendidikan “Soetanto Effect” dan 31 paten internasional yang tercatat resmi di pemerintah Jepang.
Inovasi yang dipatenkan itu mayoritas berlatar bidang keilmuannya, mulai elektronika engineering, teknologi informasi, penemuan pengobatan kanker, dan teknik imaging serta bidang farmasi.
Mau tahu berapa dana yang diraih Soetanto untuk membiayai riset-risetnya? Jumlahnya sangat mencengangkan untuk ukuran akademikus bergelar profesor atau mereka yang pernah menduduki jabatan tertinggi di perguruan tinggi (rektor). Kementerian Pendidikan Jepang mendanai Soetanto sampai USD 15 juta per tahun.
Di antara segudang prestasi itu, bisa jadi yang paling membanggakan, khususnya bagi warga Surabaya, adalah latar belakang sekolah dasar dan menengahnya yang ternyata dihabiskan di kota buaya. Soetanto muda mengenyam pendidikan SD swasta di Kapasari, SMP Baliwerti, dan SMA Budiluhur yang dulu menjadi jujugan sekolah warga keturunan Tionghoa.
Toh, Soetanto mengaku belum puas. Obsesi terpendamnya adalah bagaimana karya akademisnya bisa dinikmati orang lain. “Saya berbahagia bila bisa menyenangkan orang lain,” katanya mengungkap visi hidupnya.
Soetanto sempat memberikan buah pemikirannya di hadapan ratusan mahasiswa President University. Isi ceramah akademisnya menarik perhatian mahasiswa. Bahkan, beberapa jajaran direksi PT Jababeka, termasuk Dirut PT Jababeka Setyono Djuandi Darmono. Maklum, Soetanto membeberkan pengalamannya bisa ’menaklukkan’ dunia perguruan tinggi Jepang kendati hingga sekarang masih berkewarganegaraan Indonesia.
Selebihnya, Soetanto banyak mengkritisi sistem pendidikan di Indonesia yang perlu dirombak lagi agar lulusannya lebih berkualitas. “Sistem pendidikan di sini (Indonesia) sudah tertinggal jauh”, jelas Soetanto dengan gaya bicara berapi-api.
Ironisnya, penghargaan terhadap staf pengajar atau guru di Indonesia juga sangat kurang. Soetanto lantas mencontohkan kecilnya gaji guru yang memaksa mereka harus bekerja sambilan. “Karena faktor tersebut, jangan heran bila banyak ilmuwan Indonesia mencari penghasilan di luar negeri,” pungkas Soetanto. (eforum3)


7. Indonesia Juara Ganda Putra

badminton-b

FILIPINA (Pos Kota) –Setelah berkali-kali didera kekalahan, akhirnya tim bulutangkis Indonesia memastikan diri menjadi juara Bingo Bonanza Philippine Open  GP Badminton Championship 2009 di sektor ganda putra.
Hal itu setelah terjadi All Indonesian Final atau final sesame Indonesia antara pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano melawan Alven Yulianto/Hendra Aprida.

Sebelumnya, Ahsan/Bona berhasil menekuk pasangan China Chwen Zhiben/Shen Ye, 21-18 dan 21-17 di semifinal. Sedangkan Alven/Hendra juga mengubur impian pasangan Cina, Sun Junjie/Tao Jiaming setelah bertarung 3 game, 18-21, 21-10 dan 21-11.

Dengan begitu, tim Merah Putih memastikan satu gelar di final hari ini, Minggu  (5/7) yang berlangsung di Philippine Sports Multi-Pupose Arena Pasig City.
Kesempatan untuk meraih gelar juara juga ada di sektor ganda putri di mana pasangan Shendy Puspa/Meliana Jauhari melangkah ke final usai menaklukkan ganda putri Jepang, Rie Eto/Yu Wakita, 21-15, 21-15.
Di final, Shendy/Meliana harus menghadapi pemain tuan rumah, Gao Ling/Wei Yi Li  dari China. (ali/o)
Sumber: Pos Kota Online
 

8.  Tim Indonesia Juara Pertama Overlock Dunia

155539p
Senin, 10 November 2008 | 15:56 WIB

TAIPEI, SENIN – Akhirnya terbukti juga bahwa overclocker Indonesia memang nomor satu. Dalam MOA (Master Overclock Arena) 2008 yang berakhir pada 9 November lalu di Taipei, pasangan Alva Jonathan dan Rekky dari Indonesia berhasil keluar sebagai juara pertama.
Alva dan Rekky mencatatkan skor SuperPI 1M 7,5 detik, terbaik di antara 13 tim yang berlaga. Maka pasangan ini pun berhak membawa pulang hadiah pertama berupa uang tunai US$ 3000 dan satu set motherboard MSI Eclipse SLI (chipset Intel X58).

Juara kedua dan ketiga masing-masing diraih oleh Hipro5 dan Grahellas dari Yunani (7,687 detik), dan Lin Yuan Ming dan Suen Jheng Dong dari Taiwan (7,781 detik). Acara final lomba juga dimeriahkan oleh kehadiran pakar overclocking Taiwan Coolaler dan Janet Hsieh, pembawa acara Discovery Taiwan pada program TV Discovery Channel.
Pada lomba SuperPI 1M di MOA, rekor SuperPI 1M yang dicatatkan oleh lomba serupa oleh merek lain (dan prosesor Intel Quad-Core) juga berhasil dipecahkan oleh 10 tim peserta. Ke-10 tim tersebut menggunakan motherboard MSI P45D3 Platinum dengan prosesor Intel Core 2 Duo E8600 dual-core.
Total ada 24 peserta yang tergabung dalam 13 tim dari seluruh dunia yang berpartisipasi dalam final kejuaraan overclock MOA yang digelar di ibukota Taiwan ini. Sebelumnya perlombaan penyisihan telah digelar di lebih dari 30 negara. Untuk kawasan Asia Tenggara, tahap penyisihan lomba overclock ini dijuluki IronTech dan dilakukan di Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.
Sekadar informasi, perlombaan overclock biasanya diselenggarakan oleh produsen motherboard (seperti Asus, Gigabyte, MSI) dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait. MOA misalnya, diselenggarakan oleh MSI, Intel dengan dukungan delapan perusahaan lain. Tujuan dari MOA tak lain adalah menciptakan sejarah baru dalam overclocking.
Sebagai kelanjutan dari MOA dan untuk memenuhi tuntutan para peserta lomba, MSI akan meluncurkan paket motherboard/kartu video MOA Commemorative Limit Edition.

(Sumber: http://tekno.kompas.com/read/xml/2008/11/10/15560886/tim.indonesia.juara.pertama.overclock.dunia)



9. Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Kedua di Ho Chi Minh City

JAKARTA, KOMPAS.com–Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, mengumumkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007, kata seorang diplomat Indonesia.
“Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,” kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad di Jakarta pada Jumat.
Guna mengembangkan dan memperlancar studi Bahasa Indonesia, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia di kota itu membantu berbagai sarana yang diperlukan beberapa universitas, kata Irdamis.
Sarana yang dibantu antara lain peralatan komputer, alat peraga, bantuan dosen dan bantuan keuangan bagi setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya promosi Bahasa Indonesia di wilayah kerja universitas masing-masing.
Perguruan tinggi itu juga mengadakan lomba pidato dalam Bahasa Indonesia, lomba esei tentang Indonesia dan pameran kebudayaan. Universitas Hong Bang, Universitas Nasional HCMC dan Universitas Sosial dan Humaniora membuka studi Bahasa Indonesia.
“Jumlah mahasiswa yang terdaftar sampai Nopember 2008 sebanyak 63 orang dan menurut universitas-universitas itu, minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia cenderung meningkat,” kata Irdamis.
Ia berpendapat sebagian pemuda Vietnam melihat adanya keperluan untuk mempelajari Bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara yang berpenduduk terbesar di ASEAN di masa depan.


10. Ilmuwan Pelajar Tingkat Dunia, Inonesia Juara Umum

 Ilmuwan remaja Indonesia tampil cemerlang di tingkat dunia dengan perolehan medali emas terbanyak dan jumlah keseluruhan medali di antara mitra-mitra mereka dari Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Rusia, Hongaria, dan Polandia.
“Kami bangga, Indonesia menjadi juara umum pada International Conference of Young Scientists (ICYS) ke-16 yang berlangsung di Pszczyna, Polandia, 24-28 April 2009,” demikian pernyataan Kepala Bidang Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Warsawa Any Muryani yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Ketua delegasi Indonesia pada ICYS Monika Raharti sebelumnya melaporkan bahwa pihaknya berhasil menggolkan keseluruhan 10 hasil penelitian para siswa Indonesia yang dipresentasikan di depan dewan juri dengan perolehan 10 medali, terdiri atas enam medali emas, satu perak dan tiga perunggu.
Dengan demikian, keseluruhan penelitian ilmuwan muda Indonesia yang dipertandingkan telah mendapat pengakuan internasional dan bahkan mengungguli berbagai negara superpower di bidang sains. Ini merupakan puncak prestasi berkat kerjasama keras anak-anak didik Prof. Yohanes Surya, kata Any Muryani.
Berdasarkan pengumuman panitia, berturut-turut hasil-hasil yang dicapai oleh negara negara peserta adalah Indonesia (6 emas, 1 perak, 3 perunggu); Jerman (3,4,2), Belanda (3,1,2), Amerika Serikat (3,0,0), Rusia (2,3,3), Hongaria (2,2,2), dan Polandia (2,2,1).
Negara-negara lainnya yang memperoleh medali adalah Belarus (1,1,0), Georgia (0,3,2), Ukraina (0,1,2), Ceko (0,0,2), dan Kroasia (0,0,1).
ICYS adalah lomba presentasi karya ilmiah remaja bergengsi tingkat dunia di bidang penelitian ilmu fisika, matematika, ilmu komputer, dan ekologi yang diselenggarakan setiap tahunnya mulai 1994.
Pertemuan tahunan ilmuwan remaja pada tingkat dunia itu dimaksudkan untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam penemuan dan pengembangan keilmuan untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh umat manusia di dunia.
Dalam acara pembukaan tanggal 24 April di Museum Istana Pszczyna yang dihadiri oleh Presiden ICYS dan pejabat pemerintahan Polandia, Dubes RI Warsawa Hazairin Pohan dalam pidato sambutan menjelaskan Indonesia tampil untuk kedua kalinya di Polandia, setelah partisipasi pada ICYS 2005 yang lalu di Katowice yang hanya menghasilkan satu perunggu dan sebuah penghargaan khusus.
Dubes RI juga menyampaikan undangan bagi peneliti dari seluruh dunia untuk ambil bagian dalam pertemuan ICYS ke-17 yang akan dilangsungkan di Bali pada bulan April 2010, dengan Indonesia sebagai tuan-rumah.
Dalam pesannya kepada kontingen Indonesia, Dubes mendorong agar para siswa bertanding dengan percaya diri dan menajamkan kemampuan artikulasi dalam mempresentasikan temuannya di depan juri internasional menjadi kunci keberhasilan. Semua presentasi hasil riset dilakukan dalam bahasa Inggris.
Tuan rumah
Indonesia akan menjadi negara Asia yang pertama dipercaya menjadi tuan rumah sejak ICYS diselenggarakan pada tahun 1994. ICYS berdiri pada tahun 1994 diprakarsai oleh Eotvos Lorand University, Budapest Hungaria, dan Belarusian State University, Minsk, Belarus.
Indonesia, bersama India dan Jepang, duduk bersama mewakili Asia, mulai mengirimkan delegasi untuk pertandingan ilmiah tersebut mulai tahun 2005, bertarung dengan rekan-rekan mereka dari negara-negara Amerika dan Eropa. Prof. Yohanes Surya, Ph.D ditunjuk menjadi representatif ICYS untuk Indonesia sejak tahun 2004.
Hasil lengkap yang diraih peneliti muda Indonesia adalah sebagai berikut:
Tiga medali emas di bidang lingkungan hidup dengan judul (1) Durian to Fight Mosquito, oleh Jessica Karli dan Yosephine Livia Pratiknyo dari SMA Cita Hati Surabaya; (2) Saccharomyces Sp. : An Agent for Remedy of Oil Pollution oleh Gabriella Alicia Kosasih dan Teresa Maria Karina dari SMA St. Laurensia Tangerang, (3) Biological Control Using Trichogramma japonicum as Egg Parasite oleh Vincentius Gunawan dan Fernanda Novelia dari SMP Petra 3 Surabaya.
Dua medali emas dari fisika dengan judul presentasi (1) Balinese Gamelan: A Brainwave Synchronizer Oleh Idelia Chandra dan Christopher Alexander Sanjaya dari SMA St. Laurensia Tangerang, (2) Electrostatic Precipitator as The Solution of Military Tanks? Smoke Negative Effects oleh Guinandra Lutfan Jatikusumo dari SMA Taruna Nusantara Magelang.
Satu emas dari ilmu komputer dengan judul penelitian M-Batik : The Computation of Indonesia?s Dying Traditional Batik Design oleh Nugra Akbari dari SMA Global Mandiri Jakarta.
Kontingen Indonesia juga meraih satu perak dengan penelitian : Durian Seeds As Raw Material For Ketchup Sauce And Crisp oleh Dwiky Rendra Graha Subekti dari SMA St. Theresiana 01 Semarang.
Indonesia juga dapat tiga perunggu, dengan judul penelitian (1) “The Effect Of Myrmelleon SP On Blood GlucoseLevel Of Rats” oleh Lydia Felita Limbri dan Allen Michelle Wihono dari SMA St. Laurensia Tangerang; (2) “The Effects Of Mangostin On The Spermatogenesis Of Male White Mice”, oleh Melissa Nadia Natasha dan Terrenz Kelly Tjong dari SMA St. Laurensia Tangerang; dan (3) “Fin With Mathematics Using Hamming Code on Birthdate Guesser karya I Made Rayo Putra Indrawan dan Andika Setia Budi dari SMA Petra 2 Surabaya.
Membanggakan
“Sangat membanggakan bahwa Indonesia tampil memukau pada presentasi enam makalah di bidang lingkungan hidup yang selaras dengan peranan global Indonesia untuk masalah-masalah lingkungan,” kata Dubes Hazairin Pohan.
Menurut dia, mayoritas hasil penelitian di bidang ekologi yang dipaparkan oleh para pelajar kita dalam festival keilmuan dunia itu mencerminkan concerns Indonesia yang dipercaya PBB menjadi salah satu troika untuk mengatasi perubahan iklim global.

“Yang lebih membesarkan hati kita bukan saja karena Indonesia menjadi juara umum, tetapi capaian terbaik medali emas juga diraih oleh Vincentius Gunawan dan Fernanda Novelia yang notabene adalah pelajar pada tingkat SMP, yakni siswa dari SMP Petra 3 Surabaya.
Ini menunjukkan minat keilmuan serta keunggulan anak-anak didik kita bahkan pada tingkat pelajar SMP juga mendapat pengakuan dunia,” demikian Dubes Pohan.
Indonesia pertama kali mengikuti lomba ini pada ICYS ke-12 pada tahun 2005 di kota Katowice, Polandia. Ketika itu Tim Indonesia membawa penelitian di bidang Fisika yang berjudul “The Physics of Badminton” memperoleh satu medali perunggu yang diraih oleh Dhina Pramita Susanti asal sekolah dari SMAN 1 Semarang – Jawa Tengah bersama Chrisanthy Rebecca Surya asal sekolah dari SMA Dian Harapan Tangerang.
Penelitian bidang Fisika lainnya adalah dengan judul “Chaos in The Experimental Problem of The IPHO 35″, memperoleh Special Award yang diraih oleh Anneke Nelce Bowaire asal sekolah dari SMAN 1 Serui, Papua bersama Diatra Zulaika Husodo asal sekolah dari SMA Al Izhar Pondok Labu, Jakarta.
Pada ICYS ke-13 tahun 2006 di Stuttgart, Jerman, Tim Indonesia mengirimkan enam peserta (lima bidang Fisika dan satu bidang Ekologi) berhasil meraih dua perunggu dalam bidang penelitian fisika. Pada ICYS ke-13 ini pula untuk pertama kalinya, Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi anggota tim juri bidang Fisika, Monika Raharti, M.Si. yang juga sebagai team leader yang memimpin kontingen Indonesia di Pszczyna.
Sebuah medali perak dalam bidang Fisika berhasil diraih oleh Tim Indonesia pada ICYS ke- 14 pada tahun 2007 yang diadakan di kota Saint-Petersburg, Rusia.
Prestasi Tim Indonesia meningkat terus, pada tahun 2008 ICYS ke-15 yang diselenggarakan di kota Chernivtsky, Ukraina, Tim Indonesia meraih satu perak di bidang Ekologi, satu perunggu di bidang Ekologi, dua perunggu di bidang Fisika, empat Special Award yaitu untuk Best Performance bidang Fisika, untuk Teaching in Physics bidang Fisika, untuk Most Creative Research bidang Computer Science dan untuk Best Research bidang Matematika.
(Sumber: http://tanpatinta.com/ilmuwan-pelajar-tingkat-dunia-indonesia-juara-umum)

2 komentar:

=================================================
PLEASE COMMENT..!!!
Di comment donk artikel menarik diatas....!!^^

Suatu tulisan akan menjadi baik jika mempunyai penggerak motivasi yang berupa Kritik, Saran dan lain-lain

Find Us On Facebook

Proudly Powered by Blogger.